­

[Free Download Area]

Kopi Luwak

KOPI LUWAK (Civet Coffee)


Sejarah Kopi

* Asal Kata Kopi

Kata kopi atau coffee berasal dari bahasa Arab qahwah, yang berarti kekuatan. Kemudian kata kopi yang kita kenal saat ini berasal dari bahasa Turki yaitu kahveh yang kemudian belakangan menjadi koffie dalam bahasa Belanda dan coffee dalam bahasa Inggris. Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kopi.

* Sejarah Penyebaran Kopi

Menurut legenda, kopi diawali dari dataran tinggi Ethiopia sekitar tahun 800. Seorang gembala kambing bernama Kaldi, mengamati kambing gembalaannya yang gemar memakan sejenis buah beri yang membuat kambing-kambing tersebut jadi lebih bersemangat untuk beberapa saat. Ia pun mengamati bahwa setelah memakan buah beri tersebut, kambing-kambingnya tidak mau beristirahat maupun tidur pada malam harinya. arena penasaran, ia mencoba biji tanaman tersebut dan merasakan efek semangat serta gembira. Akhirnya penemuan ini menyebar dari mulut ke mulut.

Tanaman kopi berasal dari dataran tinggi di Ethiopia, yang pada saat itu merupakan tanaman liar di Ethiopia. Lalu tanaman kopi dari sini dikembangkan di Semenanjung Arab sekitar abad ke-15, yang terkenal menjadi Kopi Arabika . Kopi Arabika saat ini menjadi jenis kopi yang paling banyak diproduksi di dunia yaitu mencapai lebih dari 60 persen produksi kopi dunia.

Pada tahun 1610, tanaman kopi pertama ditanam di daerah India. Bangsa Belanda mulai mempelajari pengembangbiakan kopi pada tahun 1614. Lalu pada tahun 1616, mereka berhasil memperoleh bibit dan tanaman kopi yang subur dan langsung mendirikan perkebunan kopi di Srilanka dan tanah Jawa (Indonesia) pada tahun 1699. Kemudian oleh bangsa Belanda, tanaman ini disebar ke koloni Belanda di Amerika Tengah seperti di Suriname dan Kepulauan Karibia. Kemudian bangsa Perancis juga tertarik dengan perdagangan kopi ini. Mereka membeli bibit kopi dari Belanda lalu dikembangkan di Pulau Réunion sebelah timur Madagaskar. Namun mereka gagal mengembangkan kopi di sini. Lalu pada tahun 1723, bangsa Perancis mencoba mengembangkan tanaman kopi di daerah Pulau Martinik. Pada tahun 1800-an, tanaman kopi dikembangkan di Hawaii. Belakangan tanaman ini juga dikembangkan di Brasil dan daerah-daerah lainnya.

* Kopi Masuk ke Indonesia

Bangsa Belanda berhasil membudidayakan sekaligus menyebarkan luaskan kopi dari perkebunan di Indonesia, terutama dari tanah Jawa, Sumatra dan Sulawesi.Tanaman eksotis ini menyebar ke negara-negara jajahan Eropa serta ditanam di rumah-rumah kaca maupun perkebunan di seantero Austria dan Belanda. Bangsa Belanda berhasil memperdagangkan kopi ke seluruh pecinta kopi di Eropa secara lebih efisien dibanding para pedagang Arab melalui cara menanam, memanen serta memperdagangkannya ke seluruh pecinta kopi di dataran Eropa.

Kopi Luwak adalah jenis kopi yang telah dimakan dan melewati saluran pencernaan binatang yang bernama Luwak. Kemahsyuran kopi ini telah terkenal sampai luar negeri. Bahkan di Amerika Serikat terdapat café atau kedai yang menjual kopi luwak ( Civet Coffe ) dengan harga yang cukup mahal. Binatang luwak senang sekali mencari buah buahan yang cukup baik termasuk buah kopi sebagai makanannya.

Biji kopi dari buah kopi yang terbaik yang sangat digemari luwak, setelah dimakan dibuang beserta kotorannya, yang sebelumnya difermentasikan dalam perut luwak.

Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan difermentasikan secara alami. Dan menurut keyakinan, rasa kopi luwak ini memang benar benar berbeda dan spesial dikalangan para penggemar dan penikmat kopi.

Asal Usul Kopi Luwak

Pernah suatu ketika musang memakan buah kopi di perkebunan untuk menjadi makanannya,dan sang petani pun mulai kualahan untuk mengawasi musang-musang tersebut,sang petani pun mulai bingung untuk mencari akal agar bisa mencegah si musang agar tidak memakan kopi-kopi di perkebunannya.

Suatu ketika sang petani berhasil menemukan bagaimana caranya untuk menangkap si musang tersebut yaitu dengan menjebaknya,akhirnya sang petani berhasil menjebak sang musang tersebut,

Setelah berhasil menjebak sang musang,akhirnya sang petani bertindak sangat konyol.Sang petani memiliki pikiran untuk menyembelihnya dan memakannya.

Saat Sang petani ingin menyembelih sang musang,sang petani melihat kotoran-kotoran dari musang tersebut yang berceceran di kandang tempat musang di kurung,sang petani curiga,mengapa biji kopinya malah berantakan di tempat sang musang.

Petani itu tak mengerti bahwa biji kopi tersebut adalah kotoran-kotaran dari sang musang sendiri,akhirnya sang petani mulai mengambili kotoran-kotoran musang tersebut,dan menyimpannya lagi di sebuah tempat.

Sang petani siap melakukan penyembelihan kepada sang musang.Maka,terjadilah pembunuhan yang kejam itu terhadap musang.

Pak petani mulai merobek-robek isi dari organ-organ perut musang,sampai akhirnya sang petani membuka isi perut dari sang musang tersebut dan mulai saat itulah petani melihat kotoran dari sang musang sendiri,dan apa yang terjadi. Pak petani merasa heran sekali,kenapa biji kopi yang di simpan tadi kok sama dengan yang di dalam isi perut si musang ini.

Maka pak petani tersebut menyimpulkan bahwa biji kopi tersebut adalah hasil pencernaan dari sang musang sendiri,yaitu kotoran. Betapa terkejutnya sang petani saat mengetahui bahwa kotoran sang musang mirip sekali dengan biji kopinya.

Petani ini mulai memutar otaknya kembali.

Maka petani tersebut memiliki pikiran untuk membuka kembali kotoran-kotoran musang itu yang telah dia simpan,Petani ini mulai memikirkan kalo seumpama kotoran ini mirip biji kopi,apakah kotoran ini bisa di masak?

Akhirnya petani ini mulai memasak kotoran sang musang ini, Dan apa yang terjadi.

Petani mulai terkejut karena rasa dari kotoran musang ini lebih nikmat dari biji kopi biasa yang tanpa di makan oleh musang,akhirnya sang petani sendiri langsung membuat banyak kopi-kopi tersebut dan menyebarluaskan rasa nikmatnya kopi ini kepada orang-orang terdekatnya.

Dengan pikiran bisnisnya,petani ini akhirnya mencari dan mengumpulkan musang-musang untuk memakan semua biji kopinya yang sudah matang dan sudah siap panen.musang sendiri di kumpulkan di sebuah kandang,jadi petani tersebut gampang sekali untuk bisa memanen kotoran mereka dan juga musang itu sendiri dapat berkembang biak dengan sendirinya.

Maka Pak petani mulai membangun sebuah industri kecil-kecilan di rumahnya dengan sebutan kopi luwak khas petani

Tahun semakin bertambah,bisnis tersebut mulai tersaingi oleh banyak orang karena kopi luwak pak petani banyak yang sudah mengetahui resepnya

Akhirnya dengan modal yang di tambah dan pikiran bisnis yang semakun maju dari sang petani tersebut,akhirnya pak petani mulai memasarkannya sampai keluar kota dan sampai ke luar negeri.

Tetapi Dengan Jaman yang semakin maju,luwak atau musang semakin sukar di temukan karena mungkin juga banyak orang yang memburu luwak dengan cara menembak atau juga menyembelihnya dan memakannya,

jadi mulai sekarang kopi luwak mulai tidak terdengar lagi karena kopi luwak sendiri yang sekarang tidak murni dalam pembuatannya,karena mulai banyak pabrik-pabrik yang mengatasnamakan kopi luak sendiri,padahal pembuatannya tidak alami seperti jaman dahulu.

Tapi kualitas dari kopi tersebut masihterjamin,dan juga harga dari kopi luak sendiri mulai rendah.

Dulu kopi luak di banderol Rp 100.000 per 450 gram,tapi sekarang mungkin bisa lebih rendah dari itu karena pembuatannya sendiri tidak alami.

Habitat Luwak

Beberapa species Luwak terdapat di Asia Tenggara, tetapi yang menghasilkan Kopi dengan Aroma terbaik adalah Luwak asal Indonesia (Paradoxurus Hermaphrodirus). Species ini berhabitat di Pulau Sumatra dan Jawa.

Secara tradisional petani memungut kotoran Luwak di sepanjang Bukit Barisan dari Padang sampai Lampung , dan dari pegunungan Gayo Aceh sampai dengan Bukit Tinggi , serta di lereng gudung ijen di Jawa Timur. Di lokasi-lokasi itulah terdapat perkebunan Kopi yang menjadi habitat Luwak.

Produksi Kopi Luwak dari tahun ke tahun semakin merosot , dikarenakan Luwak dianggap sebagai hama, atau binatang perusak, karena selain buah kopi, Luwak juga pintar mengkonsumsi buah- buahan yang siap dipanen, seperti : Pisang, Coklat, Pepaya, dan buah segar lainnya. Perilaku yang demikian menjadikan luwak sebagai binatang yang diburu petani.

Pemeliharaan

Memang tidak gampang dalam memelihara dan mengembangbiakkan binatang luwak tersebut. Dengan pengamatan dan pengalaman dari serangkaian proses percobaan yang panjang, akhirnya binatang tersebut bisa dipelihara dan dikembangbiakkan. Sampai saat ini Kebun Kayumas telah mempunyai 38 ekor Luwak dewasa dan 12 ekor Luwak kecil. Ini merupakan produk kopi luwak yang pertama yang berasal dari budidaya binatang luwak. Sistem ini menjanjikan jaminan mutu, karena dapat dibuktikan asal usulnya.

Binatang Luwak / Musang Luwak ( Paradoxurus Hermaphrodirus) termasuk binatang buas (Carnivora ) pemakan daging. Selain itu binatang ini juga menyukai buah – buahan seperti Pisang , Pepaya , Jambu dan buah Kopi. Karena pemakan daging, binatang ini cenderung berperilaku kanibal bila dikumpulkan dengan luwak yang lebih kecil, karenanya kandang dibuat satu per satu.

Seminggu sekali untuk menambah protein diberi daging ayam dan selama tidak ada buah kopi Luwak diberi makan buah-buahan. Pada musim kopi , binatang luwak dapat menghabiskan 0,88 - 1,15 Kg kopi glondong per hari. Buah kopi yang diberikan adalah buah kopi yang masak dan segar. Biji kopi yang dimakan mengalami proses fermentasi selama +/-12 jam dalam perut luwak yang mengandung berbagai macam enzim. Biji tersebut kemudian keluar bersama kotoran pada proses ekskresi.

Luwak adalah binatang yang suka tinggal di tempat yang bersih. Bahkan ketika membuang kotoranpun luwak memilih tempat yang bersih, misalnya di tanah yang kering, di atas bebatuan, dan di atas batang pohon yang tumbang. Karenanya, kandang pemeliharaan luwak harus dijaga kebersihannya setiap hari. Secara berkala luwak dipantau kesehatanya oleh Dokter Hewan setempat.

Kopi Luwak ( Civet Coffee ) adalah biji kopi yang diperoleh dari kotoran Luwak (sejenis kucing/ Musang). Luwak memakan buah kopi (Cherries). Pada buah kopi yang matang terdapat sejenis aroma yang sangat khas , wangi seperti buah anggur atau buah lechi sehingga disukai oleh Luwak. Secara naluri luwak hanya memakan buah kopi yang benar-benar matang , dan punya aroma khusus.

Buah kopi yang dimakan oleh Luwak, diproses melalui sistem pencernaan dan kemudian dikeluarkan dalam bentuk kotoran berupa gumpalan memanjang biji kopi yang bercampur lendir. Kotoran tersebut kemudian diambil biji kopinya, dibersihkan dengan dengan cara mencuci sehingga tersisa biji kopi yang masih utuh. Proses selanjutnya adalah dikeringkan dengan sinar matahari (full sun drying) sehingga menjadi Biji Kopi Luwak.

Proses Pengolahan

Proses pengolahan Kopi Luwak sama dengan Pengolahan Kopi Java Coffee Arabika Kayumas. Perbedaannya hanya pada proses giling yang digantikan oleh Luwak. Fermentasi terjadi di dalam perut Luwak. Biji kopi tercampur dengan enzim – enzim yang ada dalam perut luwak. Suhu dalam perut yang mencapai > 26O C membantu proses fermentasi sempurna. Kedua keistimewaan ini menghasilkan aroma dan cita rasa Kopi Luwak yang enak dan khas disamping kelebihan – kelebihan yang lain. Selanjutnya dilakukan proses pengolahan standart antara lain : pencucian , pengeringan full sun drying , gerbus dan sortasi.

Buah Kopi Glondong

Penggilingan oleh Luwak

Fermentasi dalam Perut Luwak

Pencucian

Penutasan

Penjemuran Full Sun Drying

Gudang Kopi HS Kering

Gerbus Ayak

Gudang Kopi Pasar (Sudah dipilih)

Cup Test

Eksport

Produksi

Tiap ekor luwak dewasa dapat menghasilkan kopi pasar 0,16 - 0,20 Kg/Ekor/Hari. Dari 38 ekor luwak dewasa yang dipelihara diohasilkan kopi luwak dengan rincian sbb :

38 ekor luwak, setiap hari mengkonsumsi 33-41 Kg Kopi Glondong. Dari jumlah itu diperoleh kotoran HS basah sebanyak 15,2 – 19 Kg. Dari jumlah HS basah tersebut setelah dijemur dengan full sun drying diperoleh HS kering sebanyak 7,6 – 9,5 Kg dengan kadar air 10,5 – 11 persen. Selanjutnya diolah menjadi kopi pasar menghasilkan 6,08 – 7,6 Kg. Sehingga rata-rata produksi kopi pasar per hari per ekor luwak antara 0,16-0,2 Kg.

Jumlah

Luwak

Makan

Kopi

Glondong

( Kg )

HS.Basah

46% (Kg)

HS.Kering

50% (Kg)

Kopi Pasar

80% (Kg)

Rata-rata

produksi Kopi Pasar

per Hari per ekor (Kg)

38

33 - 41

15,20 - 19,00

7,60 - 9,50

6,08 - 7,60

0,16 - 0,20

Kehadiran Kopi Luwak ini dapat menjawab mitos dan keraguan kebanyak an orang, Masyarakat dapat menikmati kopi luwak kayu mas tanpa merasa ragu lagi.

1 comments:

  1. widodo said...:

    Ngoleke Luwak nang endi yoooooo.......
    Ada yg jual gk sekitar Jpgja??????Jda pengen nyoba.......

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda